Saturday 5 November 2011

Angry Birds Catat Rekor 500 Juta Pengunduh


angry birdsPermainan burung pencari telur emas yang dicuri babi hijau menjadi permainan favorit saat ini. Angry Birds menjadi permainan pertama yang berhasil mencapai 500 juta pengunduh. Rekor ini berhasil dicapai kurang dari dua tahun setelah permainan melempar burung ini dirilis. Angka pengunduh terbanyak permainan ini datang dari Cina, tempat dimana 50 juta kali Angry Birds diunduh.

"Ini adalah pencapaian yang luar biasa bagi kami, dan kami sangat senang melihay banyaknya orang yang menikmati permainan kami, kata Mikael Hed, CEO Rovio, pengembang permainan ini.

Dengan menembus 500 juta pengunduh lebih tampaknya perusahaan ini mencoba untuk membuat Angry Birds sebagai permainan tersukses. Selain melalui permainan, usaha bisnis Rovio juga semakin berkembang terkait dengan merk dagang Angry Birds.

Ekspansi bisnis

Perusahaan ini telah mengapalkan lebih dari 10 juta permainan Angry Birds dan toko ritel pertama Angry Birds akan dibuka dalam waktu dekat di Helsinki, Finlandia. Lebih banyak toko lainnya juga akan dibuka dalam jangka waktu 12 bulan, termasuk di Cina tempat dimana barang dagangan Angry Birds banyak dipalsukan.

Rovio juga berencana membuat film dan buku Angry Birds sebagai upaya untuk mengembangkan sayap usaha yang lebih luas. Mereka juga sudah mulai melakukan pembicaraan terkait rencana masuk ke dalam lantai bursa. Sejumlah rencana itu jelas menunjukan perkembangan yang luar biasa setelah nyaris bangkrut dua tahun lalu.

Rovio didirikan tahun 2003 tetapi tahun 2009 perusahaan ini mengalami kesulitan keuangan dan hanya mempekerjakan 12 karyawan. Tetapi permainan burung merah yang mencari telur emas yang dicuri babi hijau ini telah mengubah nasib Rovio.

Sekarang perusahaan ini telah mempekerjakan 170 karyawan dan tengah mengincar satu miliar penggemar. Saat ini Rovio berhasil mencapai nilai investasi sebesar Pound 26 juta, dengan nilai perusahaan sebesar Pound 760 juta lebih.

Ponsel Android Murah Cepat Rusak?

Handset berharga murah turut mendorong sistem operasi Android menjadi yang terpopuler di dunia. Namun disinyalir beberapa handset tersebut mudah rusak dan merugikan operator telekomunikasi yang membundlingnya.

Sebuah studi oleh firma layanan wireless WDS menyatakan ongkos perbaikan ponsel yang mungkin ditanggung oleh operator global bisa mencapai total USD 2 miliar. Dari keseluruhan handset yang dibundling, kegagalan hardware lebih umum terjadi di gadget Android dibanding iPhone dan BlackBerry.

Menurut WDS, perangkat Android murah yang ongkos pembuatannya kurang lebih USD 100 banyak bertebaran di pasar. Model tersebut banyak dijual oleh vendor kurang dikenal, sampai yang sudah punya nama besar.

Tim Deluca Smith selaku Vice President of Marketing di WDS menyakan mereka melakukan riset pada 600 ribu technical support operator di berbagai belahan dunia. Termasuk di Eropa, Amerika Utara, Afrika Selatan dan Australia.

Menurut Tim jika ada handset yang rusak, operator rata-rata harus mengeluarkan 80 poundsterling untuk ongkos servis, tranportasi barang ataupun untuk mengganti handset yang baru. Handset Android murah banyak dijual langsung oleh operator di berbagai negara meski kualitas dan mereknya sering dipertanyakan.

"Pada saat ini, Android seperti sebuah area liar," kata Smith, merujuk pada banyaknya vendor kurang dikenal yang mengadopsinya. Demikian seperti dilansir Reuters dan dikutip detikINET, Jumat (4/11/2011).