Wednesday, 18 January 2017

Naik Gunung Sendiri? Pengalaman Pribadi dan Tips

Assalamu'alaikum warahmatullohiiwabarokaatuh
Kebetulan 1: berawal dari liburan kuliah dan jadwal semester depan full kegiatan KKN dan PKL, jadilah niatan naik gunung itu muncul.
Kebetulan 2: belum ada temen-temen pada dateng dari perantaun, mau ga mau harus sendiri.
Nah, dari 2 kebetulan diataslah naik gunung sendiri untuk pertama kalinya ada di kehidupan gw hahaa

Pasti dalam diri bertanya-tanya, mampu ga ya? bahaya ga ya? Ya seperti itulah bagaimana pikiran manusia normal bekerja, mungkin memang sebuah tantangan tetapi tantangan sekecil apapun juga perlu persiapan, apalagi menyangkut alam. Pengalaman pun tentu menjadi sangat vital. Modal nekat tanpa persiapan? Noooo

- Aku masih kuat muda pasti mampu. Nekat itu urusan terakhir! Persiapkan diri!
Pastikan badan dan pikiran fit, mungkin dengan sedikit olahraga.

- Pernah naik gunung itu?
Mengetahui dan paham jalur yang akan dilalui, bukan dari kata orang apalagi internet tentu akan jadi poin paling penting. Selain itu, anda akan tahu pasti persiapan yg dibutuhkan untuk mendaki gunung tersebut seperti dimana tempat yg bagus untuk camp, tempat istirahat, waktu terbaik mendaki/turun, cuaca, tempat/ketersedian air, dll.

- Setan, jin, mitos? Hilangkan pikiran seperti itu!
Pasti ditiap gunung ada banyak sekali cerita ini itu yang kadang nyrempet ke"pesimis"an untuk mendaki. Jujur gw pun takut akan hal-hal tersebut.  Sebagai seorang Indonesian, kita semua pasti percaya akan hal-hal mistis. Tetapi itulah "cara" bagaimana gunung bisa/harus dihormati dan dijaga.

- Usahakan lakukan perjalanan bersama mentari, dan istirahatlah dalam tenda saat petang.
Hal ini penting karena kalo lupa-lupa ingat bahkan gatau jalur pendakian dapat meminimalkan tersesat dan yg takut hal-hal mistis? Inilah kompensasi terbaiknya.

Meski Gunung Ungaran sendiri merupakan gunung yg terhitung pendek dan ramai. Tapi waktu itu gw mendaki bukan saat weekend jadi sangat sepi. Cuma ketemu 2 rombongan yg turun dan 3 rombongan yg naik pun datang sekitar pukul 8, 9 dan 1 malam. Jadi itulah beberapa hal yg gw pikirkan saat itu.
Untuk cerita naik gunung sendiriannya post selanjutnya aja, ga penting dan ga perlu ditunggu hahaa
Oke cukup sekian, mungkin ada cerita pengalaman naik sendiri mungkin bisa menambahkan tipsnya? Share dikomen.
Wassalamu'alaikum Warahmatullohiiwabarokaatuh

Tuesday, 17 January 2017

Review Tas Deuter Race Setelah 2 Tahun Pemakaian

Assalamu'alaikum Warahmatullohiwabarokatuh

Gara-gara kemarin ke Trans Studio Bandung yg pintu keluarnya kudu lewat mall nya. Sekalian aja muter-muter dan ga sengaja nemu kumpulan tas merk Jerman yang terkenal dikalangan pendaki. Yaa Deuter, nah kali ini mau ngereview salah satu produknya yakni tipe Race. Tapi ngomong-ngomong ini tas sepeda, bukan tas gunung.

Nah sebelumnya, punya ini tas kurang lebih sudah hampir 2 tahunan. Kebetulan ada diskonan jadi sekitar 350rb ya sikat aja hahaa (pasaran sekarang kurang lebih 700rb?)
Langsung aja gw jelasin berikut fotonya, cekidot....




 

Dimulai dari Tagnya, spesifikasinya sendiri model Race, volumenya 10 Liter dengan berat cuma 560 gram. Untuk materialnya secara umum hampir sama dengan produk Deuter lainnya yaitu Hexlite dan Ripstop tentunya dengan kualitas yang bisa di andalkan. Didalamnya juga tertera spesifikasi tas tersebut lengkap dengan penjelasannya antara lain
- Hip Belt dan Shoulder Strap dengan bahan mesh karet, breathable "bernafas", sangat pas dengan anatomi tubuh dengan situasi apapun saat bersepeda. 
- Tas yang sangat ringan
- Rain Cover
- Sternum strap (strap dada)
- 3M reflector di bagian tulisan Race dan Hip Belt
- Kompatibel dengan water blader 2 Liter (keharusan di tas sepeda?)



Jadi secara umum tas ini memiliki 1 slot utama, masing-masing 1 slot kecil diatas dan 1 didepan, 2 tempat air disamping, tempat rain cover dibawah. maaf kalo udah buluk hahaa




Selanjutnya bagian terpenting sebuah produk yaitu kenyamanannya. Jujur sangat puas, selain ringan, sistem sirkulasi udara di bagian punggung, bahan shoulder strap dan hip belt yang berbahan karet ini bener-bener lentur ga bikin gerah. 






Lanjut ke detail, adanya semacam snap button di resleting slot utama, tempat gantungan di slot depan, 2 wadah di slot utama (untuk water blader dan satunya wet pocket?), terakhir rain cover yang di "dedikasikan" khusus untuk tipe race? jadi jangan khawatir rain covernya kekecilan/kebesaran.

Selain buat sepedaan tas ini juga sering gw pake buat kuliah. Secara umum buat sepedaan ataupun hiking sangat nyaman apalagi buat harian. Jadi dengan spesifikasi yang dibawa, detail dan kualitasnya pun sangat recomended untuk harga diskonan hahaa....

Sekian, Wassalamui'alaikum Warahmatullohiwabarokatuh

Sunday, 15 January 2017

Yuk Pahami 7 Jalan Utama Kota Semarang yang Dirubah jadi Searah

Assalamu'alaikum Warahmatullohiwabarokatuh

Yaa berhubung anak rantau di Semarang paling engga kudu tau jalan, biar ga tersesat terus dihati orang yang salah eh biar bisa pulang kos denggg...

Transportasi, yaa sudah menjadi hal lumrah masalah utama di tiap kota-kota Indonesia terutama Semarang. Kemacetan makin menjadi-jadi apalagi di jam berangkat-pulang kerja, parah bingitss. Meskipun Kota Semarang sendiri sudah menerapkan Bus Rapid Transit untuk menekan jumlah kendaraan bermotor tetapi tetap saja, macet meneh macet meneh. Langsung wae, cekidot...

Jadi, oleh Pemkot Semarang sendiri perubahan ke-7 jalan utama dibagi menjadi 3 tahap. 

Tahap Pertama


1. Jalan Menteri Supeno >> Dari Jalan Kariadi - Jalan Pahlawan (Memutar Taman KB)



2. Jalan Veteran >> Dari Perempatan POLDA - Jalan Kariadi



Tahap Kedua

3. Jalan MH. Thamrin >> Dari Jalan Pemuda - Jalan Pandanaran




4. Jalan Gajah Mada >> Dari Simpang Lima - Jalan Pemuda




5. Jalan Ahmad Dahlan (Telogorejo) >> Dari Simpang Lima - Jalan M. Sutoyo



Tahap Ketiga

6. Jalan Pemuda >> Dari Depan Mal Paragon - Tugu Muda




7. Jalan Imam Bonjol >> Tugu Muda - Arah Stasiun Poncol



Kesimpulan menurut gw tentunya wajib mengapresiasi Pemkot Semarang karena memang jalan-jalan tersebut ga memungkinkan untuk dilebarkan (emangnya perut). Jadi, perubahan jalan menjadi searah tentu satu-satunya jalan agar kemacetan yang terjadi saat ini dapat berkurang. Tapi, yang gw bingungkan si cuma BRTnya, itu yang di Pemuda kan buat ganti-ganti bis ya kalo mau pindah koridar (?) itu kok kayanya jadi gimana gitu :/ Apa kudu dibikin jalan contraflow khusus BRT???

Wassalamu'alaikum Warahmatullohiwabarokatuh