Saat alarm berbunyi di pagi hari, beberapa orang sering menekan tombol snooze untuk
menunda rencana bangun tidur. Kebiasaan ini menandakan tubuh belum
benar-benar siap untuk terjaga, baik karena kelelahan maupun pola tidur
yang salah.
Untuk benar-benar siap lalu bisa bangun dalam kondisi
bugar, seseorang butuh waktu persiapan yang lamanya bervariasi. Namun
menurut sebuah survei di Inggris, 62 persen responden membutuhkan waktu
persiapan antara 15 menit hingga 1 jam untuk bangun tidur.
Seorang
pakar kesehatan tidur di Inggris, Dr Neil Stenley mengatakan bahwa
kecenderungan ini erat kaitannya dengan jam biologis. Menurutnya, tubuh
memiliki jam biologis yang sangat disiplin melakukan persiapan selama
beberapa jam sebelum waktunya bangun pagi.
Namun karena berbagai
hal termasuk kelelahan dan tidur terlalu malam, proses ini mengalami
keterlambatan dan baru dimulai ketika weker atau alarm berbunyi di pagi
hari. Akibatnya tubuh terasa tidak bugar dan akan pusing jika dipaksakan
untuk bangun saat itu juga.
"Ibaratnya saat menyalakan komputer,
Anda terlalu banyak menekan tombol dan meng-klik sebelum tampilan di
layar benar-benar siap," ungkap Dr Stenley saat menganalogikan orang
bangun tidur dengan komputer yang baru dinyalakan, seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (31/8/2011).
Meski demikian, menekan tombol snooze (tunda)
kemudian tidur lagi selama beberapa saat dinilai tidak memberikan
solusi jangka panjang. Sesekali boleh dilakukan, namun untuk memperbaiki
jam biologis yang harus dilakukan justru langsung bangun dan membuka
tirai agar sinar matahari masuk.
Cahaya terang akan memberikan
sinyal bagi tubuh, sebagai tanda bahwa hari sudah siang dan seharusnya
sudah tidak mengantuk. Selain itu, cahaya matahari pagi juga akan
menghangatkan tubuh yang sepanjang malam suhunya turun karena aktivitas
jantung berkurang.
Sementara itu, penelitian lain mengatakan
bahwa kesulitan untuk langsung bangun di pagi hari lebih sering dialami
remaja. Bukan berarti para remaja malas bangun pagi, namun diyakini
karena di usia tersebut para remaja menghabiskan lebih banyak energi
sehingga butuh lebih banyak istirahat.
Selain itu, kondisi
hormonal yang belum stabil di usia tersebut turut mengganggu pola tidur
khususnya saat bangun di pagi hari. Aktivitas hormon seks yakni
testosteron dan progesteron diyakini sangat mempengaruhi pola tidur,
sehingga remaja cenderung butuh tidur lebih lama.
No comments:
Post a Comment