Sony telah mengonfirmasikan bahwa mereka akan membeli 50 persen saham
Ericsson di perusahaan joint venture Sony Ericsson dengan nilai US$1,5
miliar atau sekitar Rp13,2 triliun.
Perusahaan joint venture
antara Sony dan Ericsson yang berdiri sejak 1 Oktober 2001 tersebut
merupakan salah satu produsen ponsel yang cukup sukes di awal
berdirinya.
Namun demikian, mereka kemudian kesulitan
beradaptasi dengan tren di pasar dan penjualannya menurun selama 5 tahun
terakhir dari angka 103 juta unit ponsel terjual pada tahun 2007
menjadi hanya 43 juta unit saja di tahun lalu.
“Ini merupakan awal dari sesuatu yang sangat menarik,” kata Howard Stringer, Chairman Sony, seperti dikutip dari Reuters,
28 Oktober 2011. “Kita akan mampu secara cepat menawarkan lebih banyak
pilihan bagi pengguna smartphone, laptop, tablet, dan televisi dan
membuat mereka saling terhubung satu sama lain di dunia entertainment
online,” ucapnya.
Seperti diketahui, sampai saat ini, tablet PC
besutan Sony, konsol game, dan perangkat elektronik konsumer lainnya
telah dipisahkan dari ponsel yang dibuat dan dijual oleh Sony Ericsson.
Hak Lisensi
Selain mengakuisisi kepemilikan Ericsson, Sony juga akan mendapatkan
hak atas lisensi properti intelektual perusahaan. Ini memungkinkan
mereka menggunakan paten yang dimiliki oleh perusahaan joint venture
tersebut di bidang komunikasi nirkabel yang akan bermanfaat bagi prouk
tablet mereka.
Meski Sony Ericsson tidak memiliki kekuatan besar
di pasar smartphone, namun produk-produk berbasis Android terbaru mereka
belakangan berhasil menarik perhatian. Menurut sejumlah kalangan,
dengan tambahan investasi dan keterlibatan Sony secara lebih besar, ini
dinilai akan membawa dampak positif bagi perusahaan tersebut.
Proses
akuisisi Sony terhadap kepemilikan Ericsson di Sony Ericsson
diperkirakan akan tuntas pada awal 2012 mendatang. Yang menarik,
pengumuman ini dilakukan hanya berselang satu hari setelah Nokia
menghadirkan handset Windows Phone pertama mereka.
No comments:
Post a Comment