Handset berharga murah turut mendorong sistem operasi Android menjadi
yang terpopuler di dunia. Namun disinyalir beberapa handset tersebut
mudah rusak dan merugikan operator telekomunikasi yang membundlingnya.
Sebuah
studi oleh firma layanan wireless WDS menyatakan ongkos perbaikan
ponsel yang mungkin ditanggung oleh operator global bisa mencapai total
USD 2 miliar. Dari keseluruhan handset yang dibundling, kegagalan
hardware lebih umum terjadi di gadget Android dibanding iPhone dan
BlackBerry.
Menurut WDS, perangkat Android murah yang ongkos
pembuatannya kurang lebih USD 100 banyak bertebaran di pasar. Model
tersebut banyak dijual oleh vendor kurang dikenal, sampai yang sudah
punya nama besar.
Tim Deluca Smith selaku Vice President of
Marketing di WDS menyakan mereka melakukan riset pada 600 ribu technical
support operator di berbagai belahan dunia. Termasuk di Eropa, Amerika
Utara, Afrika Selatan dan Australia.
Menurut Tim jika ada handset
yang rusak, operator rata-rata harus mengeluarkan 80 poundsterling
untuk ongkos servis, tranportasi barang ataupun untuk mengganti handset
yang baru. Handset Android murah banyak dijual langsung oleh operator di
berbagai negara meski kualitas dan mereknya sering dipertanyakan.
"Pada
saat ini, Android seperti sebuah area liar," kata Smith, merujuk pada
banyaknya vendor kurang dikenal yang mengadopsinya. Demikian seperti
dilansir Reuters dan dikutip detikINET, Jumat (4/11/2011).
No comments:
Post a Comment